Gondang, Tulungagung-Dompet Dhuafa Jawa Timur bersama Pemerintah Desa Gondang dan Desa Bendungan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, menggandeng komunitas SRI Organik Nuswantara untuk menyelenggarakan pelatihan pertanian padi organik. Fokus pelatihan ini, yakni pembelajaran ekologi tanah dan System of Rice Intensification Organik.
Pelatihan diadakan di Balai Desa Bendungan, Kecamatan Gondang, Tulungagung dengan dihadiri 50 peserta. Kegiatan ini diselenggarakan selama 4 hari (23-26 Januari 2023), kemudian dilanjutkan sekolah lapangan dan pendampingan selama 6 bulan.
Program pelatihan padi organik ini diadakan karena para petani resah dengan kualitas tanah yang menurun akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berimbas pada hasil panen yang menurun. “Kami sebagai petani sekarang itu merasa kesulitan untuk bertani, harga pupuk naik, kualitas tanah semakin buruk, cuaca tidak menentu dan ternyata setelah dihitung-hitung, kami ini selama bertani tidak ada keuntungan yang bisa dinikmati,” ujar Pak Sanusi, petani dari Desa Bendungan.
Senada dengan apa yang disampaikan para petani, Suryanto, S.Kep., Ns. , selaku Kepala Desa Bendungan, mengamini kondisi yang dialami petani di Wilayah Bendungan. “Saya itu hampir selalu dicurhati masyarakat terkait kondisi pertanian yang tidak menguntungkan petani, padahal masyarakat Bendungan dan Gondang ini menggantungkan hidup ya dari pertanian. Imbasnya kalau masalah pertanian ini tidak segera ada solusi, pastinya akan berdampak pada kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat,” ujarnya dalam sambutan pembukaan kegiatan pelatihan.
Manager Program Dompet Dhuafa Jawa Timur, M. Rizky Aladib, menyampaikan kepada seluruh peserta, semoga pelatihan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa Jawa Timur dan komunitas SRI Organik Nuswantara ada dampak langsung yang bisa dirasakan oleh petani. Semoga ada kesadaran dan pemahaman baru mengenai proses pertanian yang berkelanjutan serta memberikan keuntungan yang signifikan bagi kesejejahteraan sosial dan ekonomi petani, khususnya di Desa Gondang dan Desa Bendungan. “Mari sama-sama belajar dan membuka pikiran untuk hal baru, meskipun kita sebagai petani yang sudah lama berkecimpung di dunia pertanian. Namun, dalam proses belajar, kita harus mengosongkan gelas agar bisa menerima dari ilmu tersebut,” pesannya untuk peserta pelatihan. (Marcom DDJatim/Nunik)