Ponorogo, Jawa Timur – Krisis air bersih yang telah melanda Desa Senepo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mendapat perhatian serius melalui program distribusi air bersih yang diinisiasi oleh DMC Dompet Dhuafa bersama Dompet Dhuafa Jawa Timur. Program yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari Selasa hingga Kamis, 24-26 September 2024, berhasil menyalurkan bantuan air bersih kepada 352 Kepala Keluarga (KK), yang berjumlah total 1278 jiwa. Program ini diselenggarakan dengan melibatkan Karang Taruna Desa, serta warga lokal, sebagai bentuk nyata kolaborasi antar-elemen masyarakat dalam menangani krisis air.
Agus Triabudi Waloyo, Koordinator Distribusi Program Dompet Dhuafa Jawa Timur, menjelaskan betapa gentingnya situasi di Desa Senepo. “Ditinjau dari segi medan dan peta kawasan zona sumber air, desa ini benar-benar sangat membutuhkan air bersih. Warga desa harus berjalan berkilo-kilometer demi mendapat air, itupun belum tentu bersih karena sering tercemar oleh lumpur dan pasir. Bahkan lebih parah, di musim kemarau seperti sekarang, sumber air itu kering dan gersang,” kata Agus.
Pernyataan tersebut diamini oleh Eko, perwakilan dari Karang Taruna Desa, yang mengakui bahwa situasi krisis air di Senepo sudah berlangsung lama. “Kondisinya sudah begini bertahun-tahun, malah sekarang bisa dibilang lebih parah karena musim hujan dan kemarau tidak bisa diprediksi lagi,” ujar Eko. Situasi ini memaksa warga untuk melakukan segala cara demi memperoleh air bersih, bahkan harus menempuh jalan terjal yang berbahaya.
Ibu Rukmini, warga Dusun Jeruk, mengungkapkan bahwa krisis air membuat warga harus menghemat air dengan ketat. “Kondisinya gersang, sehari-hari warga harus berhemat. Kalau hujan, kami semua menadah air hujan untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya. Sementara itu, Ibu Wati, warga Dusun Caluk, menceritakan bahwa warga harus berjalan beberapa kilometer demi mendapatkan air. “Kami harus ngangsu, jalan beberapa kilometer, naik turun bukit hanya untuk mengisi satu galon air. Di sini sudah pernah dibuat sumur bor, kedalamannya sampai 70 meter, tapi tidak ada airnya sama sekali,” tuturnya dengan penuh keprihatinan.
Distribusi air bersih ini dilakukan oleh tim DMC Dompet Dhuafa bersama Dompet Dhuafa Jawa Timur dengan menggunakan armada satu unit triton, dua mobil colt diesel yang masing-masing dilengkapi dua toren berkapasitas 3000 liter. Secara keseluruhan, sebanyak 12 rit distribusi air dilakukan di 9 titik distribusi utama di desa tersebut. Setiap rit mengangkut 12.000 liter air, memastikan distribusi air bersih yang merata di seluruh wilayah desa.
Selain distribusi air, tim juga melakukan asesmen kebutuhan warga terkait solusi jangka panjang. Hasil dari asesmen menunjukkan bahwa solusi yang memungkinkan adalah dengan program pipanisasi. Pipanisasi ini diusulkan untuk menghubungkan Desa Senepo dengan sumber mata air dari desa tetangganya, yang memiliki akses air bersih lebih stabil.
“Setelah berkomunikasi dengan warga dan memahami medan serta tantangan yang ada, kami akan mengeksplorasi kemungkinan kolaborasi lebih lanjut untuk program pipanisasi. Dengan jaringan pipa air yang menghubungkan Desa Senepo dengan sumber air dari desa sebelah, diharapkan masalah air bersih di desa ini dapat teratasi secara berkelanjutan tapi, ini harus usaha bersama, kolaborasi banyak pihak dan tentunya juga memerlukan bantuan dari para donor,” jelas Agus Triabudi.
Distribusi air tidak berjalan tanpa tantangan. Kondisi medan di Desa Senepo yang ekstrem, dengan jalanan menanjak, sempit, dan berbatu, membuat tim harus ekstra hati-hati. Kiri kanan jalan dipenuhi tebing dan jurang, sehingga distribusi air harus dilakukan dengan penuh kewaspadaan. Di beberapa titik, pemadaman listrik juga menjadi kendala tersendiri yang memperlambat proses distribusi air bersih. Meski demikian, semangat para relawan dan warga desa yang bahu-membahu dalam upaya ini menjadi faktor penting dalam keberhasilan kegiatan.
Program distribusi air bersih oleh DMC Dompet Dhuafa bersama Dompet Dhuafa Jawa Timur ini diharapkan dapat meringankan beban warga Desa Senepo dalam jangka pendek, sambil menunggu realisasi program jangka panjang berupa pipanisasi yang diusulkan.
Melalui kolaborasi berbagai pihak, upaya ini menjadi salah satu langkah nyata untuk mengatasi dampak buruk kekeringan yang terus melanda daerah pedesaan seperti Desa Senepo, Ponorogo, yang hingga kini masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
Reporter: Anugrah Arief Yahya Lubis
Editor: Anugrah Arief Yahya Lubis
Fotografer: Anugrah Arief Yahya Lubis
Grammar Correction by AI